1. Definisi Firewall
Firewall atau tembok-api adalah sebuah sistem atau perangkat yang
mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman untuk melaluinya dan
mencegah lalu lintas jaringan yang tidak aman. Umumnya, sebuah
tembok-api diterapkan dalam sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada
pintu gerbang (gateway) antara jaringan lokal dan jaringan lainnya.
Tembok-api umumnya juga digunakan untuk mengontrol akses terhadap siapa
saja yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari pihak luar.
Saat ini, istilah firewall menjadi istilah lazim yang merujuk pada
sistem yang mengatur komunikasi antar dua jaringan yang berbeda.
Mengingat saat ini banyak perusahaan yang memiliki akses ke Internet dan
juga tentu saja jaringan berbadan hukum di dalamnya, maka perlindungan
terhadap modal digital perusahaan tersebut dari serangan para peretas,
pemata-mata, ataupun pencuri data lainnya, menjadi hakikat.
2.Jenis-jenis Firewall
Taksonomi Firewall
Firewall terbagi menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut
• Personal Firewall: Personal Firewall didesain untuk melindungi sebuah
komputer yang terhubung ke jaringan dari akses yang tidak dikehendaki.
Firewall jenis ini akhir-akhir ini berevolusi menjadi sebuah kumpulan
program yang bertujuan untuk mengamankan komputer secara total, dengan
ditambahkannya beberapa fitur pengaman tambahan semacam perangkat
proteksi terhadap virus, anti-spyware, anti-spam, dan lainnya. Bahkan
beberapa produk firewall lainnya dilengkapi dengan fungsi pendeteksian
gangguan keamanan jaringan (Intrusion Detection System). Contoh dari
firewall jenis ini adalah Microsoft Windows Firewall (yang telah
terintegrasi dalam sistem operasi Windows XP Service Pack 2, Windows
Vista dan Windows Server 2003 Service Pack 1), Symantec Norton Personal
Firewall, Kerio Personal Firewall, dan lain-lain. Personal Firewall
secara umum hanya memiliki dua fitur utama, yakni Packet Filter Firewall
dan Stateful Firewall.
• Network Firewall: Network Firewall didesain untuk melindungi jaringan
secara keseluruhan dari berbagai serangan. Umumnya dijumpai dalam dua
bentuk, yakni sebuah perangkat terdedikasi atau sebagai sebuah perangkat
lunak yang diinstalasikan dalam sebuah server. Contoh dari firewall ini
adalah Microsoft Internet Security and Acceleration Server (ISA
Server), Cisco PIX, Cisco ASA, IPTables dalam sistem operasi GNU/Linux,
pf dalam keluarga sistem operasi Unix BSD, serta SunScreen dari Sun
Microsystems, Inc. yang dibundel dalam sistem operasi Solaris. Network
Firewall secara umum memiliki beberapa fitur utama, yakni apa yang
dimiliki oleh personal firewall (packet filter firewall dan stateful
firewall), Circuit Level Gateway, Application Level Gateway, dan juga
NAT Firewall. Network Firewall umumnya bersifat transparan (tidak
terlihat) dari pengguna dan menggunakan teknologi routing untuk
menentukan paket mana yang diizinkan, dan mana paket yang akan ditolak.
3. Fungsi Firewall
Secara fundamental, firewall dapat melakukan hal-hal berikut:
• Mengatur dan mengontrol lalu lintas jaringan
Fungsi pertama yang dapat dilakukan oleh firewall adalah firewall harus
dapat mengatur dan mengontrol lalu lintas jaringan yang diizinkan untuk
mengakses jaringan privat atau komputer yang dilindungi oleh firewall.
Firewall melakukan hal yang demikian, dengan melakukan inspeksi terhadap
paket-paket dan memantau koneksi yang sedang dibuat, lalu melakukan
penapisan (filtering) terhadap koneksi berdasarkan hasil inspeksi paket
dan koneksi tersebut.
• Melakukan autentikasi terhadap akses
Fungsi fundamental firewall yang kedua adalah firewall dapat melakukan autentikasi terhadap akses.
Protokol TCP/IP dibangun dengan premis bahwa protokol tersebut mendukung
komunikasi yang terbuka. Jika dua host saling mengetahui alamat IP satu
sama lainnya, maka mereka diizinkan untuk saling berkomunikasi. Pada
awal-awal perkembangan Internet, hal ini boleh dianggap sebagai suatu
berkah. Tapi saat ini, di saat semakin banyak yang terhubung ke
Internet, mungkin kita tidak mau siapa saja yang dapat berkomunikasi
dengan sistem yang kita miliki. Karenanya, firewall dilengkapi dengan
fungsi autentikasi dengan menggunakan beberapa mekanisme autentikasi,
sebagai berikut:
• Firewall dapat meminta input dari pengguna mengenai nama pengguna
(user name) serta kata kunci (password). Metode ini sering disebut
sebagai extended authentication atau xauth. Menggunakan xauth pengguna
yang mencoba untuk membuat sebuah koneksi akan diminta input mengenai
nama dan kata kuncinya sebelum akhirnya diizinkan oleh firewall.
Umumnya, setelah koneksi diizinkan oleh kebijakan keamanan dalam
firewall, firewall pun tidak perlu lagi mengisikan input password dan
namanya, kecuali jika koneksi terputus dan pengguna mencoba
menghubungkan dirinya kembali.
• Metode kedua adalah dengan menggunakan sertifikat digital dan kunci
publik. Keunggulan metode ini dibandingkan dengan metode pertama adalah
proses autentikasi dapat terjadi tanpa intervensi pengguna. Selain itu,
metode ini lebih cepat dalam rangka melakukan proses autentikasi.
Meskipun demikian, metode ini lebih rumit implementasinya karena
membutuhkan banyak komponen seperti halnya implementasi infrastruktur
kunci publik.
• Metode selanjutnya adalah dengan menggunakan Pre-Shared Key (PSK) atau
kunci yang telah diberitahu kepada pengguna. Jika dibandingkan dengan
sertifikat digital, PSK lebih mudah diimplenentasikan karena lebih
sederhana, tetapi PSK juga mengizinkan proses autentikasi terjadi tanpa
intervensi pengguna. Dengan menggunakan PSK, setiap host akan diberikan
sebuah kunci yang telah ditentukan sebelumnya yang kemudian digunakan
untuk proses autentikasi. Kelemahan metode ini adalah kunci PSK jarang
sekali diperbarui dan banyak organisasi sering sekali menggunakan kunci
yang sama untuk melakukan koneksi terhadap host-host yang berada pada
jarak jauh, sehingga hal ini sama saja meruntuhkan proses autentikasi.
Agar tercapai sebuah derajat keamanan yang tinggi, umumnya beberapa
organisasi juga menggunakan gabungan antara metode PSK dengan xauth atau
PSK dengan sertifikat digital.
Dengan mengimplementasikan proses autentikasi, firewall dapat menjamin
bahwa koneksi dapat diizinkan atau tidak. Meskipun jika paket telah
diizinkan dengan menggunakan inspeksi paket (PI) atau berdasarkan
keadaan koneksi (SPI), jika host tersebut tidak lolos proses
autentikasi, paket tersebut akan dibuang.
• Melindungi sumber daya dalam jaringan privat
Salah satu tugas firewall adalah melindungi sumber daya dari ancaman
yang mungkin datang. Proteksi ini dapat diperoleh dengan menggunakan
beberapa peraturan pengaturan akses (access control), penggunaan SPI,
application proxy, atau kombinasi dari semuanya untuk mencegah host yang
dilindungi dapat diakses oleh host-host yang mencurigakan atau dari
lalu lintas jaringan yang mencurigakan. Meskipun demikian, firewall
bukanlah satu-satunya metode proteksi terhadap sumber daya, dan
mempercayakan proteksi terhadap sumber daya dari ancaman terhadap
firewall secara eksklusif adalah salah satu kesalahan fatal. Jika sebuah
host yang menjalankan sistem operasi tertentu yang memiliki lubang
keamanan yang belum ditambal dikoneksikan ke Internet, firewall mungkin
tidak dapat mencegah dieksploitasinya host tersebut oleh host-host
lainnya, khususnya jika exploit tersebut menggunakan lalu lintas yang
oleh firewall telah diizinkan (dalam konfigurasinya). Sebagai contoh,
jika sebuah packet-inspection firewall mengizinkan lalu lintas HTTP ke
sebuah web server yang menjalankan sebuah layanan web yang memiliki
lubang keamanan yang belum ditambal, maka seorang pengguna yang “iseng”
dapat saja membuat exploit untuk meruntuhkan web server tersebut karena
memang web server yang bersangkutan memiliki lubang keamanan yang belum
ditambal. Dalam contoh ini, web server tersebut akhirnya mengakibatkan
proteksi yang ditawarkan oleh firewall menjadi tidak berguna. Hal ini
disebabkan oleh firewall yang tidak dapat membedakan antara request HTTP
yang mencurigakan atau tidak. Apalagi, jika firewall yang digunakan
bukan application proxy. Oleh karena itulah, sumber daya yang dilindungi
haruslah dipelihara dengan melakukan penambalan terhadap lubang-lubang
keamanan, selain tentunya dilindungi oleh firewall.
• Mencatat semua kejadian, dan melaporkan kepada administrator
Proses inspeksi Paket
Inspeksi paket (‘packet inspection) merupakan proses yang dilakukan oleh
firewall untuk ‘menghadang’ dan memproses data dalam sebuah paket untuk
menentukan bahwa paket tersebut diizinkan atau ditolak, berdasarkan
kebijakan akses (access policy) yang diterapkan oleh seorang
administrator. Firewall, sebelum menentukan keputusan apakah hendak
menolak atau menerima komunikasi dari luar, ia harus melakukan inspeksi
terhadap setiap paket (baik yang masuk ataupun yang keluar) di setiap
antarmuka dan membandingkannya dengan daftar kebijakan akses. Inspeksi
paket dapat dilakukan dengan melihat elemen-elemen berikut, ketika
menentukan apakah hendak menolak atau menerima komunikasi:
• Alamat IP dari komputer sumber
• Port sumber pada komputer sumber
• Alamat IP dari komputer tujuan
• Port tujuan data pada komputer tujuan
• Protokol IP
• Informasi header-header yang disimpan dalam paket
Koneksi dan Keadaan Koneksi
Agar dua host TCP/IP dapat saling berkomunikasi, mereka harus saling
membuat koneksi antara satu dengan lainnya. Koneksi ini memiliki dua
tujuan:
1. Komputer dapat menggunakan koneksi tersebut untuk mengidentifikasikan
dirinya kepada komputer lain, yang meyakinkan bahwa sistem lain yang
tidak membuat koneksi tidak dapat mengirimkan data ke komputer tersebut.
Firewall juga dapat menggunakan informasi koneksi untuk menentukan
koneksi apa yang diizinkan oleh kebijakan akses dan menggunakannya untuk
menentukan apakah paket data tersebut akan diterima atau ditolak.
2. Koneksi digunakan untuk menentukan bagaimana cara dua host tersebut
akan berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya (apakah dengan
menggunakan koneksi connection-oriented, atau connectionless).
Ilustrasi mengenai percakapan antara dua buah host
Kedua tujuan tersebut dapat digunakan untuk menentukan keadaan koneksi
antara dua host tersebut, seperti halnya cara manusia bercakap-cakap.
Jika Amir bertanya kepada Aminah mengenai sesuatu, maka Aminah akan
meresponsnya dengan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan
oleh Amir; Pada saat Amir melontarkan pertanyaannya kepada Aminah,
keadaan percakapan tersebut adalah Amir menunggu respons dari Aminah.
Komunikasi di jaringan juga mengikuti cara yang sama untuk memantau
keadaan percakapan komunikasi yang terjadi.
Firewall dapat memantau informasi keadaan koneksi untuk menentukan
apakah ia hendak mengizinkan lalu lintas jaringan. Umumnya hal ini
dilakukan dengan memelihara sebuah tabel keadaan koneksi (dalam istilah
firewall: state table) yang memantau keadaan semua komunikasi yang
melewati firewall. Dengan memantau keadaan koneksi ini, firewall dapat
menentukan apakah data yang melewati firewall sedang “ditunggu” oleh
host yang dituju, dan jika ya, aka mengizinkannya. Jika data yang
melewati firewall tidak cocok dengan keadaan koneksi yang didefinisikan
oleh tabel keadaan koneksi, maka data tersebut akan ditolak. Hal ini
umumnya disebut sebagai Stateful Inspection.
Stateful Packet Inspection
Ketika sebuah firewall menggabungkan stateful inspection dengan packet
inspection, maka firewall tersebut dinamakan dengan Stateful Packet
Inspection (SPI). SPI merupakan proses inspeksi paket yang tidak
dilakukan dengan menggunakan struktur paket dan data yang terkandung
dalam paket, tapi juga pada keadaan apa host-host yang saling
berkomunikasi tersebut berada. SPI mengizinkan firewall untuk melakukan
penapisan tidak hanya berdasarkan isi paket tersebut, tapi juga
berdasarkan koneksi atau keadaan koneksi, sehingga dapat mengakibatkan
firewall memiliki kemampuan yang lebih fleksibel, mudah diatur, dan
memiliki skalabilitas dalam hal penapisan yang tinggi.
Salah satu keunggulan dari SPI dibandingkan dengan inspeksi paket biasa
adalah bahwa ketika sebuah koneksi telah dikenali dan diizinkan (tentu
saja setelah dilakukan inspeksi), umumnya sebuah kebijakan (policy)
tidak dibutuhkan untuk mengizinkan komunikasi balasan karena firewall
tahu respons apa yang diharapkan akan diterima. Hal ini memungkinkan
inspeksi terhadap data dan perintah yang terkandung dalam sebuah paket
data untuk menentukan apakah sebuah koneksi diizinkan atau tidak, lalu
firewall akan secara otomatis memantau keadaan percakapan dan secara
dinamis mengizinkan lalu lintas yang sesuai dengan keadaan. Ini
merupakan peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan
firewall dengan inspeksi paket biasa. Apalagi, proses ini diselesaikan
tanpa adanya kebutuhan untuk mendefinisikan sebuah kebijakan untuk
mengizinkan respons dan komunikasi selanjutnya. Kebanyakan firewall
modern telah mendukung fungsi ini.
Melakukan autentikasi terhadap akses
Mencatat semua kejadian, dan melaporkan kepada administrator
Cara Kerja Firewall
Packet-Filter Firewall
Contoh pengaturan akses (access control) yang diterapkan dalam firewall
Pada bentuknya yang paling sederhana, sebuah firewall adalah sebuah
router atau komputer yang dilengkapi dengan dua buah NIC (Network
Interface Card, kartu antarmuka jaringan) yang mampu melakukan penapisan
atau penyaringan terhadap paket-paket yang masuk. Perangkat jenis ini
umumnya disebut dengan packet-filtering router.
Firewall jenis ini bekerja dengan cara membandingkan alamat sumber dari
paket-paket tersebut dengan kebijakan pengontrolan akses yang terdaftar
dalam Access Control List firewall, router tersebut akan mencoba
memutuskan apakah hendak meneruskan paket yang masuk tersebut ke
tujuannya atau menghentikannya. Pada bentuk yang lebih sederhana lagi,
firewall hanya melakukan pengujian terhadap alamat IP atau nama domain
yang menjadi sumber paket dan akan menentukan apakah hendak meneruskan
atau menolak paket tersebut. Meskipun demikian, packet-filtering router
tidak dapat digunakan untuk memberikan akses (atau menolaknya) dengan
menggunakan basis hak-hak yang dimiliki oleh pengguna.
Cara kerja packet filter firewall
Packet-filtering router juga dapat dikonfigurasikan agar menghentikan
beberapa jenis lalu lintas jaringan dan tentu saja mengizinkannya.
Umumnya, hal ini dilakukan dengan mengaktifkan/menonaktifkan port TCP/IP
dalam sistem firewall tersebut. Sebagai contoh, port 25 yang digunakan
oleh [[|SMTP|Protokol SMTP]] (Simple Mail Transfer Protocol) umumnya
dibiarkan terbuka oleh beberapa firewall untuk mengizinkan surat
elektronik dari Internet masuk ke dalam jaringan privat, sementara port
lainnya seperti port 23 yang digunakan oleh Protokol Telnet dapat
dinonaktifkan untuk mencegah pengguna Internet untuk mengakses layanan
yang terdapat dalam jaringan privat tersebut. Firewall juga dapat
memberikan semacam pengecualian (exception) agar beberapa aplikasi dapat
melewati firewall tersebut. Dengan menggunakan pendekatan ini, keamanan
akan lebih kuat tapi memiliki kelemahan yang signifikan yakni kerumitan
konfigurasi terhadap firewall: daftar Access Control List firewall akan
membesar seiring dengan banyaknya alamat IP, nama domain, atau port
yang dimasukkan ke dalamnya, selain tentunya juga exception yang
diberlakukan.
Circuit Level Gateway
Cara kerja circuit level firewall
Firewall jenis lainnya adalah Circuit-Level Gateway, yang umumnya berupa
komponen dalam sebuah proxy server. Firewall jenis ini beroperasi pada
level yang lebih tinggi dalam model referensi tujuh lapis OSI (bekerja
pada lapisan sesi/session layer) daripada Packet Filter Firewall.
Modifikasi ini membuat firewall jenis ini berguna dalam rangka
menyembunyikan informasi mengenai jaringan terproteksi, meskipun
firewall ini tidak melakukan penyaringan terhadap paket-paket individual
yang mengalir dalam koneksi.
Dengan menggunakan firewall jenis ini, koneksi yang terjadi antara
pengguna dan jaringan pun disembunyikan dari pengguna. Pengguna akan
dihadapkan secara langsung dengan firewall pada saat proses pembuatan
koneksi dan firewall pun akan membentuk koneksi dengan sumber daya
jaringan yang hendak diakses oleh pengguna setelah mengubah alamat IP
dari paket yang ditransmisikan oleh dua belah pihak. Hal ini
mengakibatkan terjadinya sebuah sirkuit virtual (virtual circuit) antara
pengguna dan sumber daya jaringan yang ia akses.
Firewall ini dianggap lebih aman dibandingkan dengan Packet-Filtering
Firewall, karena pengguna eksternal tidak dapat melihat alamat IP
jaringan internal dalam paket-paket yang ia terima, melainkan alamat IP
dari firewall. Protokol yang populer digunakan sebagai Circuit-Level
Gateway adalah SOCKS v5.
Application Level Firewall
Application Level Firewall (disebut juga sebagai application proxy atau application level gateway)
Firewall jenis lainnya adalah Application Level Gateway (atau
Application-Level Firewall atau sering juga disebut sebagai Proxy
Firewall), yang umumnya juga merupakan komponen dari sebuah proxy
server. Firewall ini tidak mengizinkan paket yang datang untuk melewati
firewall secara langsung. Tetapi, aplikasi proxy yang berjalan dalam
komputer yang menjalankan firewall akan meneruskan permintaan tersebut
kepada layanan yang tersedia dalam jaringan privat dan kemudian
meneruskan respons dari permintaan tersebut kepada komputer yang membuat
permintaan pertama kali yang terletak dalam jaringan publik yang tidak
aman.
Umumnya, firewall jenis ini akan melakukan autentikasi terlebih dahulu
terhadap pengguna sebelum mengizinkan pengguna tersebut untuk mengakses
jaringan. Selain itu, firewall ini juga mengimplementasikan mekanisme
auditing dan pencatatan (logging) sebagai bagian dari kebijakan keamanan
yang diterapkannya. Application Level Firewall juga umumnya
mengharuskan beberapa konfigurasi yang diberlakukan pada pengguna untuk
mengizinkan mesin klien agar dapat berfungsi. Sebagai contoh, jika
sebuah proxy FTP dikonfigurasikan di atas sebuah application layer
gateway, proxy tersebut dapat dikonfigurasikan untuk mengizinlan
beberapa perintah FTP, dan menolak beberapa perintah lainnya. Jenis ini
paling sering diimplementasikan pada proxy SMTP sehingga mereka dapat
menerima surat elektronik dari luar (tanpa menampakkan alamat e-mail
internal), lalu meneruskan e-mail tersebut kepada e-mail server dalam
jaringan. Tetapi, karena adanya pemrosesan yang lebih rumit, firewall
jenis ini mengharuskan komputer yang dikonfigurasikan sebagai
application gateway memiliki spesifikasi yang tinggi, dan tentu saja
jauh lebih lambat dibandingkan dengan packet-filter firewall.
NAT Firewall
NAT (Network Address Translation) Firewall secara otomatis menyediakan
proteksi terhadap sistem yang berada di balik firewall karena NAT
Firewall hanya mengizinkan koneksi yang datang dari komputer-komputer
yang berada di balik firewall. Tujuan dari NAT adalah untuk melakukan
multiplexing terhadap lalu lintas dari jaringan internal untuk kemudian
menyampaikannya kepada jaringan yang lebih luas (MAN, WAN atau Internet)
seolah-olah paket tersebut datang dari sebuah alamat IP atau beberapa
alamat IP. NAT Firewall membuat tabel dalam memori yang mengandung
informasi mengenai koneksi yang dilihat oleh firewall. Tabel ini akan
memetakan alamat jaringan internal ke alamat eksternal. Kemampuan untuk
menaruh keseluruhan jaringan di belakang sebuah alamat IP didasarkan
terhadap pemetaan terhadap port-port dalam NAT firewall.
Stateful Firewall
Cara kerja stateful firewall
Stateful Firewall merupakan sebuah firewall yang menggabungkan
keunggulan yang ditawarkan oleh packet-filtering firewall, NAT Firewall,
Circuit-Level Firewall dan Proxy Firewall dalam satu sistem. Stateful
Firewall dapat melakukan filtering terhadap lalu lintas berdasarkan
karakteristik paket, seperti halnya packet-filtering firewall, dan juga
memiliki pengecekan terhadap sesi koneksi untuk meyakinkan bahwa sesi
koneksi yang terbentuk tersebut diizinlan. Tidak seperti Proxy Firewall
atau Circuit Level Firewall, Stateful Firewall umumnya didesain agar
lebih transparan (seperti halnya packet-filtering firewall atau NAT
firewall). Tetapi, stateful firewall juga mencakup beberapa aspek yang
dimiliki oleh application level firewall, sebab ia juga melakukan
inspeksi terhadap data yang datang dari lapisan aplikasi (application
layer) dengan menggunakan layanan tertentu. Firewall ini hanya tersedia
pada beberapa firewall kelas atas, semacam Cisco PIX. Karena
menggabungkan keunggulan jenis-jenis firewall lainnya, stateful firewall
menjadi lebih kompleks.
Virtual Firewall
Virtual Firewall adalah sebutan untuk beberapa firewall logis yang
berada dalam sebuah perangkat fisik (komputer atau perangkat firewall
lainnya). Pengaturan ini mengizinkan beberapa jaringan agar dapat
diproteksi oleh sebuah firewall yang unik yang menjalankan kebijakan
keamanan yang juga unik, cukup dengan menggunakan satu buah perangkat.
Dengan menggunakan firewall jenis ini, sebuah ISP (Internet Service
Provider) dapat menyediakan layanan firewall kepada para pelanggannya,
sehingga mengamankan lalu lintas jaringan mereka, hanya dengan
menggunakan satu buah perangkat. Hal ini jelas merupakan penghematan
biaya yang signifikan, meski firewall jenis ini hanya tersedia pada
firewall kelas atas, seperti Cisco PIX 535.
Transparent Firewall
Transparent Firewall (juga dikenal sebagai bridging firewall) bukanlah
sebuah firewall yang murni, tetapi ia hanya berupa turunan dari stateful
Firewall. Daripada firewall-firewall lainnya yang beroperasi pada
lapisan IP ke atas, transparent firewall bekerja pada lapisan Data-Link
Layer, dan kemudian ia memantau lapisan-lapisan yang ada di atasnya.
Selain itu, transparent firewall juga dapat melakukan apa yang dapat
dilakukan oleh packet-filtering firewall, seperti halnya stateful
firewall dan tidak terlihat oleh pengguna (karena itulah, ia disebut
sebagai Transparent Firewall).
Intinya, transparent firewall bekerja sebagai sebuah bridge yang
bertugas untuk menyaring lalu lintas jaringan antara dua segmen
jaringan. Dengan menggunakan transparent firewall, keamanan sebuah
segmen jaringan pun dapat diperkuat, tanpa harus mengaplikasikan NAT
Filter. Transparent Firewall menawarkan tiga buah keuntungan, yakni
sebagai berikut:
• Konfigurasi yang mudah (bahkan beberapa produk mengklaim sebagai “Zero
Configuration”). Hal ini memang karena transparent firewall dihubungkan
secara langsung dengan jaringan yang hendak diproteksinya, dengan
memodifikasi sedikit atau tanpa memodifikasi konfigurasi firewall
tersebut. Karena ia bekerja pada data-link layer, pengubahan alamat IP
pun tidak dibutuhkan. Firewall juga dapat dikonfigurasikan untuk
melakukan segmentasi terhadap sebuah subnet jaringan antara jaringan
yang memiliki keamanan yang rendah dan keamanan yang tinggi atau dapat
juga untuk melindungi sebuah host, jika memang diperlukan.
• Kinerja yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh firewall yang berjalan
dalam lapisan data-link lebih sederhana dibandingkan dengan firewall
yang berjalan dalam lapisan yang lebih tinggi. Karena bekerja lebih
sederhana, maka kebutuhan pemrosesan pun lebih kecil dibandingkan dengan
firewall yang berjalan pada lapisan yang tinggi, dan akhirnya performa
yang ditunjukannya pun lebih tinggi.
• Tidak terlihat oleh pengguna (stealth). Hal ini memang dikarenakan
Transparent Firewall bekerja pada lapisan data-link, dan tidak
membutuhkan alamat IP yang ditetapkan untuknya (kecuali untuk melakukan
manajemen terhadapnya, jika memang jenisnya managed firewall). Karena
itulah, transparent firewall tidak dapat terlihat oleh para penyerang.
Karena tidak dapat diraih oleh penyerang (tidak memiliki alamat IP),
penyerang pun tidak dapat menyerangnya.
About Me
- Al Faizi
Diberdayakan oleh Blogger.
THE LIFESTYLE
Popular Posts
-
Masalah pertama yang sering terjadi pada jaringan LAN adalah jaringan LAN yang tidak dapat bekerja dengan baik dan juga optimal, yang dis...
-
Masalah yang mungkin bisa terjadi pada sebuah komputer user adalah Local Area Connection yang tidak muncul dan tidak terdeteksi pada ko...
-
Masalah lainnya yang juga sering muncul pada konektivitas jaringan LAN adalah icon LAN yang tidak berkedip dan tidak muncul. Apabila ic...
-
Perangkat yang melakukan komunikasi antara satu dengan lainnya dengan cara mengirimkan atau menerima data. Aliran data antara dua perangkat...
-
CONTOH KOMUNIKASI DATA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI kita pasti tidak asing lagi dengan kata SMS, ternyata SMS merupakan salah satu c...
-
Perbedaan Topologi BUS dan STAR | kali ini saya akan menjelaskan Perbedaan Topologi BUS dan STAR , sebagaimana kita tahun bahwa Topolo...
-
Pengenalan dan Penanggulan Virus, Trojan dan Worm Definisi Virus Komputer, Worm, Trojan, Spyware, Ciri Dan Teknik Infeksi Penularan Arti D...
-
Pada kondisi tertentu, seringkali ditemukan proses koneksi dan juga autentifikasi yang lambat, serta proses transmisi data yang juga ik...
-
Pada sebuah jaringan LAN, hub dan juga switch merupakan perangkat keras jaringan yang paling penting. HUB dan juga switch dapat membantu ...
-
Kabel jaringan komputer adalah salah satu perangkat keras komputer berupa kabel yang dirancang khusus dengan kriteria tertentu, serta mem...
Find us on Facebook
Mengenai Saya
THE HAPPENINGS
Find us on Google Plus
HIGHLIGHTS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar